Multipurpose Tree Species (MPTS) dalam Program Rutan Kemasyarakatan
(HKm)
Konsep RKm dan MPTS
Hutan Kemasyarakatan (Community forestry) adalah suatu sistem
pengelolaan hutan yang ditujukan untuk mendukung kehidupan dan
kesejahteraan
masyarakat tanpa mengurangi fungsi pokok hutannya akibat adanya
pemanfaatan
timbal balik antara hutan dan masyarakat tersebut (perum Perhutani,
1996).
Multipurpose Tree Species (MPTS) adalah sistem pengelolaan lahan
dimana
berbagai jenis kayu ditanam dan dikelola, tidak saja untuk
menghasilkan kayu, akan
tetapi juga daun-daunan dan buah-buahan yang dapat digunakan sebagai
bahan
makanan ataupun pakan ternak (Kartasubrata, 1991a) .
Jadi dalam Program HKm, MPTS merupakan salah satu teknologi
agroforestry
yang diterapkan. Tanaman-tanaman yang digunakan dalam MPTS adalah
jenis
tanaman buah-buahan yang mempunyai fungsi ganda dan mempunyai
persyaratan
tertentu antara lain: cocok dengan tempat tumbuh dan mempunyai nilai
ekonomi/pasar yang tinggi, serta dapat dipungut hasil/buahnya tanpa
menebang
pohonnya.
Pelaksanaan MPTS dalam Program HKm
Penerapan teknologi agroforestry MPTS di NTB
telah dimulai sejak
pengembangan program HKm tahun 1994/1995. Dalam
program HKm di samping
dikembangkan tanaman jenis kayu-kayuan sebagai
tanaman pokok ditanam juga
jenis-jenis tanaman MPTS. Jenis tanaman
kayu-kayuan yang ditanam adalah jati,
mahoni, johar, dan lain-lain. Sedangkan jenis
tanaman MPTS meliputi: jambu mete,
srikaya, dan nangka. Komposisi antara tanaman
kayu-kayuan dengan tanaman MPTS
adalah 70:30. Jarak tanam dari tanaman tersebut 4
x 2 meter, sehingga dalam satu
hektar terdapat 1250 pohon tanaman dengan rincian
sebanyak 875 pohon jati dan
375 pohon tanaman jambu mete atau srikaya. Pada
lahan sela di antara tanaman
kayu-kayuan dan MPTS ditanam juga jenis tanaman
pangan antara lain: padi,
kedelai, jagung, dan kacang tanah. Pemanfaatan lahan sela umumnya
dilakukan
sampai tanaman
pokok dan MPTS berumur dua sampai tiga tahun.
|
Mengenal Tanaman
MPTS
|
|
Sedangkan menurut Kartasubrata (1991) Multipurpose Tree Species
(MPTS) adalah sistem pengelolaan lahan dimana
berbagai jenis kayu ditanam dan dikelola, tidak saja untuk
menghasilkan kayu, akan tetapi juga daun-daunan dan buah-buahan yang dapat
digunakan sebagai bahan makanan ataupun pakan ternak.
MPTS dalam program Hutan Kemasyarakatan (HKm)
Hutan Kemasyarakatan (HKm) (Community forestry) adalah suatu sistem
pengelolaan hutan yang ditujukan untuk mendukung kehidupan dan
kesejahteraan
masyarakat tanpa mengurangi fungsi pokok hutannya akibat adanya
pemanfaatan
timbal balik antara hutan dan masyarakat tersebut (perum Perhutani,
1996).
Dalam Program HKm, MPTS merupakan salah satu
teknologi agroforestry
yang diterapkan. Tanaman-tanaman yang digunakan dalam MPTS adalah
jenis
tanaman buah-buahan yang mempunyai fungsi ganda dan mempunyai
persyaratan
tertentu antara lain: cocok dengan tempat tumbuh dan mempunyai nilai
ekonomi/pasar yang tinggi, serta dapat dipungut hasil/buahnya tanpa
menebang
pohonnya.
Salah satu BUMN Kehutanan dalam hal Ini Perum Perhutani juga
telah mengembangkan tanaman ini tidak untuk diproduksi kayunya, namun hanya
buah, daun, dan fungsi konservasinya, sehingga tanaman ini lebih banyak
ditanam di kawasan hutan lindung. Hasilnya, untuk kesejahteraan
masyarakat dan kelestarian hutan itu sendiri. Dengan demikian
masyarakat akan tumbuh kesadaran bahwa hutan memberikan hasil dan manfaat
tanpa harus menebang pohonnya.
MPTS sebenarnya begitu akrab dengan kehidupan masyarakat, baik
di kota maupun desa.
Berikut ini kami sajikan beberapa contoh tanaman MPTS yang
kami rangkum dari berbagai sumber.
Nangka
Artocarpus integra MERR.
Hampir semua bagian tanaman ini sangat bermanfaat. Akarnya
sebagai obat diare, kayunya bagus untuk perkakas, daunnya sebagai pakan
ternak dan getahnya untuk obat bisul dan abses. Buah nangka matang, selain
dapat langsung dikonsumsi dengan rasanya yang manis dan baunya yang wangi,
juga bisa diolah menjadi aneka penganan, dari mulai dodol hingga kripik.
Bijinya, enak digoreng, direbus dan disayur,
Buah nangka, selain bergizi tinggi kon berkhasiat pula untuk
mencegah kanker dan mencegah sembelit. Walau demikian, jika terlalu banyak
mengkonsumsi buah ini secara berlebihan, akan menimbulkan gas dalam perut
sehingga tidak dianjurkan untuk penderita infeksi usus dan maag.
Tanaman nangka dapat tumbuh subur dan berproduksi dengan
baik di daerah beriklim tropik/panas pada areal 700 m dpl. Tanaman ini
membutuhkan temperatur minimal antara 16 - 21 derajat celcius dan maksimum 31
- 32 derajat celcius. Curah hujan yang dibutuhkannya 1.500 hingga 2.400
mm/tahun dengan kelembaban udara (RH) 50 % - 80 %.
Untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi yang optimal, pohon
nangka membutuhkan tanah liat berpasir, subur, gembur banyak bahan organik,
airase dan drainase baik, pH 5 - 7,5, serta kedalaman air tanah antara 1
- 200 cm dari permukaan tanah. Jenis tanah andosol, latosol dan podsolik
merah kuning sangat cocok untuk tanam bergetah lengket ini. Keadaan fisik,
kimia dan biologi tanah dapat diperbaiki dengan pengolahan secara empurna,
pengapuran, pemupukan organik dosis tinggi dan pola tanam serasi. Tanam ini
bisa diprtbanyak dengan cara generatif maupun vegetatif.
Kandungan gizi buah
nangka sebagai berikut :
(Direktorat Gizi Depkes
RI 1981)
|
Durian (Durio
Zibethius)
Bauh berbau menyengat ini
memiliki peluang pasar yang sangat bagus dibanding buah-buahan lainnya.
Pemasaran buah bertampang sangar ini dari tahun ke tahunnya tidak pernah jenuh
bahkan cenderung naik. Tidak mengherankan jika buah berduri ini menjadi
salah satu asset negara dari sektor non migas.
Manfaat buah durian,
antara lain pohonnya dapat dimanfaatkan sebagai pencegah erosi dilahan miring.
batangnya, baik untuk kayu perkakas, bahan bangunan dan bahan kayu lapis.
Bijinya, memiliki kandunga pati sangattinggi, sehingga berpotensi sebagai
alternatif pengganti bahan pangan. Sementara kulitnya, dapat dipakai untuk
bahan abu gosok dan campuran media tanaman dalam pot, baik tanaman indoor
maupun bunga-bungaan.
Tanaman durian, paling
menyukai tempat subur, tanahnya gembur dan tidak bercadas, kedalamam air tanah
tidak lebih dari 1 m, pH tanah antara 6 - 7 dengan pH 6,5 sebagai pH optimum.
Hal ini karena pH 6,5 tersebut dapat mudah sekali menetralkan kandungan N,
P dan K.
Pohon durian dapat tumbuh
bagus pada tempat berketinggian 200 - 600 mdpl dengan suhu rata-rata 20 s.d 30
derajat celcius. Proses fisiologis tanaman, membutuhkan energi yang diambil
dari sinar matahari berintensitas 45 % - 50 %. Sementara curah
hujan maksimal 3.000 - 5.000 mm/tahun dan minimal 1.500 - 3.000 mm/tahun.
Varietas durian uang
unggul dan dibudidayakan di Indonesia, antara lain Si Japang, Si Dodol, Si
Hijau, dll. Pengembang-baiaknnya biasanya dengan biji, cangkok, okulasi,
penyambungan dan penyusunan.
Kandungan gizi daging
buah durian tiap 100 gr :
|
Unsur
Penyusunan Daging Buah
|
Kadar
Dalam 100 g
|
|
Air
|
65,00
|
|
Protein
|
2,50
|
|
lemak
|
3,00
|
|
Energi
|
134,00
|
|
Karbohidrat
|
28,00
|
|
Kalsium
|
7,40
|
|
Fosfor
|
44,00
|
|
Zat Besi
|
1,30
|
|
Vit A
|
175,00
|
|
Vit C
|
53,00
|
(Direktorat Jenderal Depkes RI 1981)
Sukun (Artocarpus
Communis FORST)
Sukun mempunyai prospek yang cerah sebagat komoditas
agroindustri di masa mendatang. Hal tersebut karena Pemerintah telah
melancarkan program diversifikasi pangan.
Sukun memiliki kandungan karbohidrat dan gizi yang baik
seperti halnya ubi, uwi, gadung, suweg dll. Dari hasil analisis gizi oleh
Departemen Kesehatan, ternyata sukun memiliki kandungan gizi jauh lebih
baik dari beras dan tepung terigu, misalnya fosfor, kalsium, vitamin C dan
vitamin B1. Sukun sudah lama dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan
makanan ringan. caranya cukup direbus, dibakar, atau digoreng.
Tanaman ini dapat ditanam di hampir seluruh jenis tanah,
sehingga memiliki daerah penyebaran yang luas. Pada tanah pedzolik merah
kuning, tanah berkapur maupun berpasir, sukun mampu tumbuh dengan
baik. Hal ini dikarenakan tanaman sukun mempunyai toleransi yang tinggi
terhadap keadaan tanah.
Sukun, mampu tumbuh dengan subur di dataran rendah, dataran
sedang hingga mencapai sekitar 600 mdpl. Tanah yang gembur dan kaya humus serta
air tanahnya dangkal sangat disukai tanaman ini. Namun sukun tidak tahan pada
tanah yang mengandung air berkadar garam tinggi.
Sukun relatif kuat terhadap keadaan iklim. Di daerah yang
memiliki curah hujan tinggi, banyak bulan basah dan di daerah yang sedikit
bulan basahnya, sukun mampu tumbuh dan berbuah banyak. Iklim mikro
sangat ideal untuk pertumbuhan sukun adalah di tempat terbuka danbanyak menrima
panas sunar matahari. Ada lima cara perbanyakan pohon sukun, yaitu
okulasi, tunas akar, cangkok, stek akar dan stek batang.
Berikut kandungan gizi sukun dibandingkan
dengan beras dan tepung terigu.
|
No
|
Kandungan Gizi
|
Beras Giling
|
Tepung Terigu
|
Sukun Tua
|
|
1
|
Kalori (kal)
|
360,00
|
365,00
|
302,00
|
|
2
|
Protein (gr)
|
6,80
|
8,90
|
3,60
|
|
3
|
Lemak (g)
|
0,70
|
1,30
|
0,80
|
|
4
|
Karbohidrat (g)
|
78,90
|
77,30
|
78,70
|
|
5
|
Kalsium (mg)
|
6,00
|
16,00
|
58,80
|
|
6
|
Fosfor (mg)
|
140,00
|
106,00
|
165,20
|
|
7
|
Zat Besi (mg)
|
0,80
|
1,20
|
1,10
|
|
8
|
Vit A (SI)
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
|
9
|
Vit B1 (mg)
|
0,12
|
0,12
|
0,34
|
|
10
|
Vit C (mg)
|
0,00
|
0,00
|
47,60
|
|
11
|
Air (g)
|
13,00
|
12,00
|
15,00
|
|
12
|
Bagian yang dapat
dimakan
|
100,00
|
100,00
|
100,00
|
(Direktorat Gizi Depkes RI 1981)
Alpukat
(Avocade - Presea gratissima GAERTN)
Alpukat, termasuk komoditas yang potensial dengan prospek
peluang pasar dalam dan luar negeri yang terbuka lebar. Buah alpukat,
mengandung 78 % asam lemak tak jenuh (termasuk asam oleic dan linoleic). Asam
lemak tak jenuh ini mudah dicerna dan berguna untuk memfungsikan organ
tubuh secara baik. Buak alpukat dapat menurunkan kolesterol, dan aman
dimakan dalam jumlah banyak. Daging buahnya yang matang, berguna
mencegah pengeriputankulit wajah, sementara bijinya untuk obat sakit gigi
tradisional dan pucuk daunnya untuk obat sakit ginjal.
Varietas alpukat yang dikehendaki adalah yang mempunyai
sifat-sifat : poonnya pendek, kekar dengan percabangan mendatar dan tahan
terhadap perubahan keadaan lingkungan ; tahan terhadap penyakit busuk akar yang
disebabkan oleh pytophora sp dan antraknosa ; daya hasil tinggi
dan stabil serta tahan penyimpanan dan pengangkutan.
Alpukat, dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi
(sampai 2.000 mdpl) dengan ketinggian optimum 200 - 1.000 mdpl. Suhu yang
diperlukannya 15 sampai 30 derajat celcius dengan curah hujan rata-rata setiap
tahunnya 1.500 - 3.000 mm berkelembaban udara 50 % - 80 %. Tipe iklim yang
cocok adalah iklim basah sampai dengan agak kering.
Tanaman alpukat, toleran terhadap naungan, sehingga cocok
ditanam di lahan pekarangan rumah yang teduh. Aplukat tidak cocok untuk
tanah yang tandus. Tanah yang baik untuk pertumbuhannya yaitu yang banyak
mengandung bahan organik, airase dan drainase baik, pH 5,5 - 6,5, berjenis
alluvial, latosol, podzolik merah kuning, grumusol, andosol, dan mediteran
merah kuning.
Berdasarkan daerah asal sumber genetikanya, dikenal tiga
jenis alpukat, yaitu jenis Meksiko, Guatemala dan west Indian. Perbanyakan atau
pembiakannya dengan cara vegetatif dan generatif. namun demikian pembiakan secara
generatif tanaman ini dianggap tidak efektif karena banyaknya kemungkinan
perubahan sifat akibat penyerbukan silang.
Berikut kandungan gizi dalam buah alpukat
|
Kandungan Gizi
|
Banyaknya
|
|
Kalori Kal)
|
85,00
|
|
Protein (g)
|
0,90
|
|
Lemak (g)
|
6,50
|
|
Karbohidrat (g)
|
7,70
|
|
Kalsium (mg)
|
10,00
|
|
Fosfor (mg)
|
20,00
|
|
Zat Besi (mg)
|
0,90
|
|
Vit A (SI)
|
180,00
|
|
Vit B1 (mg)
|
0,05
|
|
Vit C (mg)
|
13,00
|
|
Air (g)
|
84,30
|
|
Bagian yang bisa
dimakan (%)
|
61,00
|
Direktorat Gizi Depkes RI 1981
Melinjo (Belinjo-leaves
- Gnetum gnemon LINN)
Hampir semua bagian tanaman ini bisa dimanfaatkan, baik untuk
kerluan rumahtangga maupun industri. daun dan bunga muda melinjo, dapat
dipakai sebagai bahan sayuran. Buah dan kulit tuanya untuk penganan yang
lezat. sementarana kayunya baik untuk bahan bangunan, papan dan pulp
untuk industri kertas. Sementana kulit kayunya baik untuk tali pancing, jala
dan lis kuda pedati.
Tanaman melinjo, tidak membutuhkan kondisi tanah
yang khusus, sehingga dapat tumbuh subur pada tanah liat, berpasir dan
berkapur. Walau demikian, pohon melinjo tidak tahan terhadap genangan air dan
kadar asam yang tinggi. Di Indonesia, tanaman melinjo ditanam di daerah
pantai yang berhawa panas sampai pegunungan dengan ketinggian 1.200 mdpl.
Tanaman ini dapat dikembagbiakan dengan baik secara generatif
(dengan biji) maupun vegetatif (cangkok, sambung, okulasi atau stek
batang). Varietas yang ditanam ada 3, yaitu kerikil, ketan dan
gentong. Semua bahan makanan yang berasal dari melinjo, memilki kandungan
gizi tinggi. selain karbohidrat, juga mengandung lemak, protein, mineral dan
vitamin.
Berikut kandungan gizi melinjo :
|
Kandungan
|
Biji
Melinjo Tua (100 gr)
|
Daun
melinjo (100 gr)
|
Emping Melinjo (100 gr)
|
|
Kalori (kal)
|
66,00
|
99,00
|
345,00
|
|
Karbohidrat (mg)
|
13,30
|
21,30
|
71,50
|
|
Protein (mg)
|
0,00
|
5,00
|
120,00
|
|
Lemak (mg)
|
7,00
|
1,30
|
1,00
|
|
Kalsium (mg)
|
163,00
|
219,00
|
100,00
|
|
Fosfor (mg)
|
75,00
|
82,00
|
400,00
|
|
Besi (mg)
|
2,80
|
45,00
|
5,00
|
|
Vit A (IU)
|
1.000,00
|
10.000,00
|
0
|
|
Vit B (mg)
|
0,10
|
0,09
|
0,20
|
Departemen Pertanian RI 1980
Rambutan (Ramboostan
- ramboosten - Nephelium lapnaceum)
Dalam jumlah kecil, buah
rambutan Indoensia sudah mampu menembus pasar eksport ke Eropa, Asia dan
Afrika. Buah ini selain bisa langsung dimakan mentah juga diproduksi dalam
bentuk kalengan untuk manisan. Di Malaysia, kulit buah rambutan dipakai untuk
memberi warna hitam pada sutera. Sedangkan daun mudanya untk mengubah sutera
yang telah berwarna kuning menjadi hijau. Kegunaan tanaman ini secara umum
selain buahnya, yaitu kayunya yang keras baik untuk bahan bangunan dan
perkakas. Rebusan akarnya bisa dipakai untuk obat demam dan kulit kayunya
untuk mengobati penyakit lidah.
Di Indonesia, tanaman
rambutan tumbuh menyebar di dataran rendah sampai ketinggian 600 mdpl.
Namun demikian hasil yang baik akan diperoleh pada lahan-lahan berketinggian 0
- 250 mdpl, bercurah hujan antar 1.500 - 2.500 mm/tahun dan merata sepanjang
tahun. Semakin basah suatu daerah, semakin baik pula kualitas pertumbuhan dan
pembuahannya.
Pada prinsipnya, rambutan
dapat tumbuh di segala tipe tanah. Namun agar pertumbuhannya maksimal, tanamlah
rambutan di tanah yang subur, gembur serta mengandung sedikit pasir.
Salah satu syarat yang lain, yaitu rambutan tidak tahan pada keadaan air tanah
yang dangkal dan menggenang. Kedalamam air tanah yang ideal untuk tanaman ini
adalah 100 - 150 cm dari permukaan tanah.
Saat ini ditetapkan 7
varietas rambutan unggul, yaitu Binjai, Sirapeah, Lebak Bulus, Sibongkok,
Antalagi, Garuda dan rambutan Sibatuk Gamal. Perbanyakan tanamannya dengan cara
cangkok, okulasi dan susunan atau enten.
Berikut kandungan gizi rambutan dalam 100 gram :
|
Unsur penyusun Daguing Buah
|
Kadar
Dalam 100 gr
|
|
Air (g)
|
80,40
|
|
Protein (g)
|
1,00
|
|
Lemak (g)
|
0,30
|
|
Glukosa (g)
|
2,80
|
|
Sukrosa (g)
|
9,90
|
|
Fruktosa (g)
|
3,00
|
|
Pati (g)
|
0,00
|
|
Serat Makanan (g)
|
2,80
|
|
Asam Malat (g)
|
0,05
|
|
Asam Sitrat (g)
|
0,31
|
|
Abu (g)
|
0,30
|
|
Energi (KJ)
|
297,00
|
|
Vit C (mg)
|
66,75
|
|
Thiamin (mg)
|
0,01
|
|
Fiboflavin (mg)
|
0,07
|
|
Niacin (mg)
|
0,05
|
|
Kalsium
(mg)
|
140,00
|
|
Natrium (mg)
|
2,00
|
|
Calium (mg)
|
13,00
|
|
Magnesium (mg)
|
10,00
|
|
Ferum/besi (mg)
|
0,80
|
|
Zn / seng (mg)
|
0,60
|
|
P / Fosfor(mg)
|
16,00
|
|
Bagian yang dapat
dimakan
|
40,00
|
MPTS dan HMT KPH
Bandung Utara
|
|
Multi Purpose Tree Species (MPTS) adalah tanaman multi guna.
Maksudnya, tanaman ini dapat menghasilkan daun. kayu dan buah. Namun demikian
KPH Bandung Utara menanam tanaman MPTS di kawasan hutannya, sebagai alternatif
pengganti fungsi ekonomi bagi masyarakat desa hutan disamping fungsi
konservasinya pasca pelarangan tumpangsari.
Seiring terbitnya Surat
edaran Gubernur Jawa Barat No. 522/1224/BinProd tanggal 20 Mei 2003 tentang
Perlindungan dan pengamanan Kawasan Hutan di wilayah Propinsi Jawa Barat,
kegiatan tumpangsari pada kelerengan > 40% dilarang dilaksanakan.
Dengan demikian akses masyarakat desa hutan untuk bertumpangsari kian
dibatasi.
Menyikapi hal tersebut,
KPH Bandung Utara mengganti kegiatan tumpangsari dengan menanami kawasan
hutan lindungnya dengan tanaman MPTS dan Hijauan Makanan Ternak (HMT).
Sistemnya tetap mengacu pada Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM).
Jenis MPTS yang dikembangkan di KPH Bandung Utara antara lain nangka, sukun,
durian, alpukat dan petai.
Diharapkan, dengan
tanman MPTS ini selaian masyarakat dan perusahaandapat menikmati
hasilnya dari buah yang nantinya akan dihasilkan, kawasan hutan pun
akan hijau pula. Saat ini MPTS yang telah ditanam jumlahnya mencapai 307.876
batang.
Sementara HMTjenis
rumput gajah untuk pakan sapi keluasannya mencapai 455,05 Ha yang tersebar di
BKPH Manglayang Barat, Lembang dan BKPH Padalarang. Kegiatannnya
dikerjasamakan dengan Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU). Baik MPTS
maupun HMT, dikelola oleh Kelompok-kelompok Tani Hutan yang terhimpun
dalam wadah Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Besarnya bagi hasil
tanaman MPTS, dituangkan dalam perjanjian kerjasama. Porsinya 70 % untuk
Perhutani, 20 % masyarakat dan 10 % untuk mitra kelola (LMDH, desa,
masyarakat terkait dan kelompok kerja).
Bibit MPTS, merupakan
bibit unggul swadaya, bantuan pihak lain atau dari Perum Perhutani dengan
manajemen pohon per pohon yang teregister nomor dan mana penggarapnya. Stake
holders hanya berhak memperoleh hasil buah yang dihasilkan pohon tanpa
memilikinya (status milik Perhutani). Dengan demikian hasilnya tetap
berkesinambungan.
Pengembangan HMT dan
MPTS ini sebenarnya diarahkan mengubah pola kebiasaan atau alih komoditi dan
profesi masyarakat dari semula bertumpangsari sayur. Dengan begitu kawasan
hutan hutan tidak terganggu fungsi konservasinya tetapi masyarakat turut
tersejahterakan. Apalagi kawasan hutan KPH Bandung Utara didominasi oleh
hutan lindung.
Alasan ditanamya MPTS
di kawasan hutan lindung KPH Bandung Utara, yaitu :ibadah atau sedekah alam,
sadar lingkungan alam,jiwa sosial yang tinggi, mencintai alam, keseimbangan
dan kepuasan diri, menambah penghasilan, dan investasi yang prospektif.
Sedangkan jika ditinjau
dari sisi PHBM, MPTS diarahkan untuk memberi raung atau kesempatan kepada
segenap stake holders untuk beraktivitas, ibadah, mencintai alam, berperan
terhadap kelestarian alam/hutan dan usaha. selain itu juga mengoptimalkan
fungsi lindung dengan diserfikasi jenis tanaman, mengoptimalkanmanfaat
ekonomi, meningkatkan rasa memiliki terhadap hutan dan menjamin eksistensi
hutan lindung pada rantai keghidupan akibat telah terakomdirnya aspek sosial,
ekonomi dan aspek ekologi
|

Tidak ada komentar:
Posting Komentar